skip to main |
skip to sidebar
Pemerintah selalu menganggap para tenaga kerja wanita (TKW) Indonesia sebagai pahlawan devisa negara dan selalu dielu-elukan. Namun ironisnya apresiasi dan perlindungan yang diberikan pemerintan tidak sepadan dengan derita yang mereka alami di negeri orang. Pasalnya, kasus kekerasan yang dialami Sumiati oleh majikannya bukan kali pertama terjadi dan selalu saja terulang kasus serupa beberapa kali. Apa yang dialami TKW asal Nusa Tenggara Barat (NTB j itu layaknya sebuah gunung es yang baru terkuak sebagian kecil dan belum seluruhnya. Tak heran bila derita TKW lndonesa tidak ada hentinya, selama pemerintah belum mau serius memberikan perlindungan dan menyelesaikan kasus kekerasan dan pelecehan yang dialami para TKW secara komprehensif. Suka tidak suka, pemerintah memang lamban dalam menyelesaikan kasus kekerasan, pelecehan TKW di luar negeri dan termasuk diplomasi yang tidak bertaji. Berdasarkan data sepanjang tahun 2010, setidaknya ada 5.500 wanita Indonesia yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga menjadi korban kekerasan, perbudakan seks hingga ekspolitasi tenaga kerja di Arab Saudi.
Tingginya angka kekerasan dan korban TKW atau TKI diluar negeri, seharusnya menjadi perhatian pemerintah tiap tahunnya dan bukan bersikap reaktif. Dimana baru bertindak setelah ada korban yang di blow-up media. Keprihatinan yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhono (SBY) terhadap korban kekerasan TKW di luar negeri dan termasuk Sumiati perlu diapresiasi. Hanya saja solusi yang ditawarkan presiden agar para TKW Indonesia dibekali telepon selular/ Hp sebagai media komunikasi dinilai publik usulan yang "konyol" dan penyelesaian yang bersifat parsial. Pemerintah seharusnya tidak usah segan belajar dari negara-negara tetangga dalam menangani TKW di luar negeri.
Banyak yang perlu di kritisi dari kebijakan pemerintah tentang pengiriman jasa TKW ke luar negeri. Mulai dari perlindungan, pelatihan hingga keberadaan perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) yang terkesan lepas tangan bila ada masalah. Publik sudah mengetahui, kalau TKW Indonesia laksana sebuah komoditas yang selalu diperas atau di ekspolitasi mulai dari pemberangkatan hingga pulangnya kembali. Alih-alih mendapatkan untung malah pulang hamil.
Mungkin tidak semuanya TKW Indonesia bernasib naas seperti yang dialami Sumiati, karena masih banyak TKW Indonesia mendapatkan pekerjaan yang nyaman dan aman. Tentunya, semua TKW berharap tujuan mereka bekerja di luar negeri bisa merubah nasib dan keluar dari kemiskinan. Celakanya, niatan baik mereka tidak dibekali keterampilan dan pemerintah daerah seakan tidak mau tahu untuk memfasilitasi hal tersebut.
Mungkin ceritanya akan berbeda, tidak akan ada lagi berita TKW Indonesia yang disiksa, diperkosa, terjun dari apartemen, bunuh diri atau dibunuh oleh majikannya jika pemerintah mampu menyelesaikan persoalan kemiskinan dan membuka lapangan kerja. Intinya, mereka bekerja di luar negeri karena untuk menyambung hidup dan mencari pekerjaan yang selama ini sulit didapatkan di negaranya sendiri.*
kesimpulan: Semakin bertambahnya tenaga kerja wanita di indonesia yang mencoba mengadu nasibnya di negeri orang maka kemungkinan terjadiya tindak kriminalitas pada seorang pekerja pun merupakan suatu hal yang terbilang sangat lumrah, karena dar sekian banyak dari mreka yang ingin meraih kesuksesan di negei orang, malah tak sedikit dari mereka yang pulang dengan penderiataan baik fisik maupun mental.
sumer: http://bataviase.co.id/node/469765
Derita Tenaga Kerja Wanita Di Indonesia!! (Tugas IBD manusia & penderitaan)
Senin, 04 April 2011
Pemerintah selalu menganggap para tenaga kerja wanita (TKW) Indonesia sebagai pahlawan devisa negara dan selalu dielu-elukan. Namun ironisnya apresiasi dan perlindungan yang diberikan pemerintan tidak sepadan dengan derita yang mereka alami di negeri orang. Pasalnya, kasus kekerasan yang dialami Sumiati oleh majikannya bukan kali pertama terjadi dan selalu saja terulang kasus serupa beberapa kali. Apa yang dialami TKW asal Nusa Tenggara Barat (NTB j itu layaknya sebuah gunung es yang baru terkuak sebagian kecil dan belum seluruhnya. Tak heran bila derita TKW lndonesa tidak ada hentinya, selama pemerintah belum mau serius memberikan perlindungan dan menyelesaikan kasus kekerasan dan pelecehan yang dialami para TKW secara komprehensif. Suka tidak suka, pemerintah memang lamban dalam menyelesaikan kasus kekerasan, pelecehan TKW di luar negeri dan termasuk diplomasi yang tidak bertaji. Berdasarkan data sepanjang tahun 2010, setidaknya ada 5.500 wanita Indonesia yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga menjadi korban kekerasan, perbudakan seks hingga ekspolitasi tenaga kerja di Arab Saudi.
Tingginya angka kekerasan dan korban TKW atau TKI diluar negeri, seharusnya menjadi perhatian pemerintah tiap tahunnya dan bukan bersikap reaktif. Dimana baru bertindak setelah ada korban yang di blow-up media. Keprihatinan yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhono (SBY) terhadap korban kekerasan TKW di luar negeri dan termasuk Sumiati perlu diapresiasi. Hanya saja solusi yang ditawarkan presiden agar para TKW Indonesia dibekali telepon selular/ Hp sebagai media komunikasi dinilai publik usulan yang "konyol" dan penyelesaian yang bersifat parsial. Pemerintah seharusnya tidak usah segan belajar dari negara-negara tetangga dalam menangani TKW di luar negeri.
Banyak yang perlu di kritisi dari kebijakan pemerintah tentang pengiriman jasa TKW ke luar negeri. Mulai dari perlindungan, pelatihan hingga keberadaan perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) yang terkesan lepas tangan bila ada masalah. Publik sudah mengetahui, kalau TKW Indonesia laksana sebuah komoditas yang selalu diperas atau di ekspolitasi mulai dari pemberangkatan hingga pulangnya kembali. Alih-alih mendapatkan untung malah pulang hamil.
Mungkin tidak semuanya TKW Indonesia bernasib naas seperti yang dialami Sumiati, karena masih banyak TKW Indonesia mendapatkan pekerjaan yang nyaman dan aman. Tentunya, semua TKW berharap tujuan mereka bekerja di luar negeri bisa merubah nasib dan keluar dari kemiskinan. Celakanya, niatan baik mereka tidak dibekali keterampilan dan pemerintah daerah seakan tidak mau tahu untuk memfasilitasi hal tersebut.
Mungkin ceritanya akan berbeda, tidak akan ada lagi berita TKW Indonesia yang disiksa, diperkosa, terjun dari apartemen, bunuh diri atau dibunuh oleh majikannya jika pemerintah mampu menyelesaikan persoalan kemiskinan dan membuka lapangan kerja. Intinya, mereka bekerja di luar negeri karena untuk menyambung hidup dan mencari pekerjaan yang selama ini sulit didapatkan di negaranya sendiri.*
kesimpulan: Semakin bertambahnya tenaga kerja wanita di indonesia yang mencoba mengadu nasibnya di negeri orang maka kemungkinan terjadiya tindak kriminalitas pada seorang pekerja pun merupakan suatu hal yang terbilang sangat lumrah, karena dar sekian banyak dari mreka yang ingin meraih kesuksesan di negei orang, malah tak sedikit dari mereka yang pulang dengan penderiataan baik fisik maupun mental.
sumer: http://bataviase.co.id/node/469765
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Followers
Blog Archive
Popular
-
Perbedaan grafis secara umum Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk meny...
-
Terlahir dengan nama Paul Brandon Gilbert pada 6 November 1966 di Illinois, Nama Paul Melambung kejajaran para dewa gitar dengan bergab...
-
Rock and roll mulai muncul sebagai gaya baru dalam bermusik di Amerika pada akhir tahun 1940-an sebagai percabangan musik country dan weste...
-
Pada kali ini saya ingin mengutarakan pendapat saya tentang situs dari Universitas Gunadarma, Bermacam macam situs yang memang ditujukan...
-
Rocker mana yang tidak kenal dengan denganya?? Namanya begitu terkenal di seluruh dunia semenjak mengorbit bersama salah satu grup band pa...
-
Sepanjang masa kemerdekaannya, bangsa Indonesia telah mencoba menerapkan bermacam-macam demokrasi. Hingga tahun 1959, dijalankan suatu prak...
-
Peran Penting Yang Memegang Perkembangan Fashion Di Indonesia Dalam sejarah belakangan ini kita mendengar berita tentang fas...
-
Tanggung jawab tak hanya perlu diperkenalkan dan diajarkan, namun juga perlu ditanamkan kepada anak. Nilai ini perlu diajarkan dan ditan...
-
Saat ini internet sudah menjadi media massa yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan mahasiswa. Seiring dengan perkembangan pengguna maup...
-
Industri musik di Indonesia pada saat ini bisa dikatakan sedang mengalami "Penurunan Kreatifitas". Jika kita menengok sebentar...
Games
Review
| © 2010 Welcome To The Heaven's Drive |Blogger Template by BloggerTheme
0 komentar:
Posting Komentar